Puisi
Penantian
Karya : Elza Yuniartha
(2009112098)
Aku
hanya bisa menunggu dalam diam
Tapi sepi yang terus datang tiada
henti
Hanya
kenangan indah saja tentang dirimu
Dan
kini kau semakin menjauh
Kenapa
bayanganmu selalu ada dalam hidupku
Setiap
waktu, bahkan setiap hembus nafasku
Selalu
terbayang dirimu
Walaupun
akhirnya kau tak pernah tahu semua ini
Harapan
tak berujung membuat aku takut kehilanganmu
Dirimu
yang kian menjadi debu
Itu
yang membuat aku merasakan
Cinta
yang sesungguhnya
Cinta
yang tiada akhir untuk selamanya
Semua
penantianku selama ini
Terbalaskan
sudah oleh cintamu
Cinta
yang tulus dan suci dari hatimu
Cerpen
Rahasiaku
Karya : Elza Yuniartha
Malam kian
pekat ketika sabit terbentuk, diantara ribuan mutiara dan ocehan sepasang orang
yang kusayangin yaitu kedua orang tua aku yang asik berbincang – bincang
diruang tengah rumah yang sederhana ini. Mata aku kian memerah dan kelopak
sembab menghitam. Dan badan aku terasa lemas karena sudah larut malam waktunya
untuk istirahat, kubaringkan tubuhku diatas kasur dengan seperai berwarna biru
dan bermotif bunga. Kupandang in wajah adikku yang sudah terlelap. Adikku
bernama Icha. Aku sangat sayang sekali sama icha.
“ Dek maafin
mbak ya ......, mbak ngak bisa menjadi yang terbaik buat kamu.....” ucapku
lirih. Sambil kucium keningnya yang munyil, setiap malam aku hanya bisa menulis
diary untuk mencurahkan perasaanku dan semua permasalahan yang aku hadapin, ku
tutup diary yang telah basah oleh tangisanku.
Sejenak aku buka lagi sms dari kakakku.
Kakakku ini bernama adi ia sedang bekerja diluar kota. Kakakku ini sangat
perhatian dan peduli sama aku. “ yun .... inget pesen kakak yah .... belajar
yang rajin, jagaadik kita baik –basik dan kamu harus bisa mendidik ia menjadi
yang terbaik please !!!! Pengerim kkQ ..... +62852688XXX ... Kalimat itu sangat
jelas sekali dalam benakku, air mataku mulai menetes dan membasahi pipiku.
Kuusap pipiku agar mengering dan kucoba untuk memejamkan mata.
Pagi menjelang,
ku buka jendela kamarku, kurasakan udara yang segar, bergegas aku bersiap untuk
melakukan aktifitas seperti biasany. Saat angka pada jam tepat pukul menunjukan
pyukul 07.00, aku telah duduk tenang dibangku kelasku.belakang ini hidupku
sedikit sedih dan merasa sepi. Karena ayah dan ibu tidak ada waktu untukku
karena mereka lagi sibuk dengan pekerjaannya, kakakku pun sibuk bekerja diluar
kota, dan sedangkan adikku ia masih sangat kecil dan tak mengerti apa yang
kurasakan. Terkadang aku berpikir ingin mengulang ke masaanak kecil, dimana
orang – orang memiliki banyak waktu untuk menyanyanginku.
“Yun .....,
bantuin gue donk, gue lagi banyak masalah nih !, pinta indra yang ketika itu ia
duduk disampingku, lalu ku dengarkan semua kata demi kata kudengarkan .....,
haruskah setiap hari kudengar keluah kalian tanpa ada pernah kalian mengerti
apa yang kurasakan saat ini!!! Tapi ya sudahlah, mereka juga tak mau tahu apa
yang kurasakan saat ibni apa lagi mereka tak ingin tau penyakit apa yang ku
derita selama ini. Mereka sibuk dengan urusan masing – masing. Bel pun telah
berbunyi yang menunjukan waktu belajar sudah berakhir. Ratusan siswa behamburan
keluar, disudut lapangan kulihat sekelompok murid sedang bercands bersamaan itu
pula HP disaku bergetar tanda ada panggilan masuk.
“ Assalamulaikum, ada apa ibu
?” tanyaku dengan muka heran.
“ Walaikumsalam, selamat ya sayang
tadi kakakmu neloibu katanya kamu dapat beasiswa di Universitas favorit ....
kamu pulang cepat ya nak !!
“ Iya ...... jawabku dengan gembira
“ Uhuk ... hukkkk
... !!! “ kutarik selembar tissudari tasku,.
Lagi – lagi
..... ucapku sambil kulihat tissu ditanganku yang sudah berlumburan darah.
“ Yuni ....,
terdengar teriakan suara indra. Dan aku langsung menyembuyikan tissu itu agar
indra tak tahu dengan penyakit yang diderita aku selama ini. Ada apa ndra ?
tanya aku dengan muka cemas. Ngak kok !! aku tu Cuma mau bilang makasi yun sama
kamu. Semua saran kamu dan udah ngasih solusi masalah yang aku hadapin. Sekang
masalah aku udah kelar yun .... kta hari ini nonton bioskop yok yun ,,, nanti
ndra traktir deh hee....
“ Makasi ndra,
tapi aku hari ini mau pulang cepet, soalnya ibu aku udah nelpon nyuruh aku
pulang cepet hari ini !! maaf ya lain kali aja kita nontonnya.
“ Bruuukk !!
tubuh lemasku terjatuh. Tengah teriknya sang surya dengan darah yang terus yang
terus mengalir dari hidungnya. Tak ada satu otrang pin yang tahu terutama
keluargaku pun tak tahu apa yang selama ini penyakit yang ada ditubuhku. Karena
selama ini aku merahasiakan penyakit tersebut.
“ Yun, loh
kenapa begini? Keluarga pun langsung kerumah sakit karena indra yang
memberitahu kabar kalau yuni masuk rumah sakit !! sementara sejuta tawa yang ku
dengar kian sunyi. Dan pandangna ku menghitam. Kala ku lihat cahaya putih
menarik rohku dari raga yang muli dingin, aku pergi untuk selama – lamanya aku
semua orang yang aku sayang in pun tak menyakangkan akan kepergianku karena
selama ini aku menyembunyikan penykit yang selama ini ku alami.
S E L E S A I
Cerpen
Rasa Cemas
Karya : Elza Yuniartha
Pagi yang cerah dengan jiwa yang tenang, tak terasa waktu cepat
sekali berlalu ......
“ Nak, bangun –
bangun hari inikan kuliah !!
Nanti kamu
telat ngak boleh masuk lagi pelajaran dosen itu. ( ujar ibu ani untuk membangun
kan icha anaknya).
Ya, bu’ ini icha
udah bangun .....
Aduuuhhh ....
gimana ini !! bajuku belum digosok lagi buat kuiah hari ini ( dengan muka sedih
).
Waktu sudah
menunjukan pukul 06.00 pagi waktunya untuk pergi kekampus !! Ibu ... Icha pergi
kekampus ya ... Assalamulaikum ...
Walaikumsalam ... hati – hati ya nak (ujar ibu ani )
Eh . . . tunggu nak ini kertas karton kamu untuk
PPL ketinggalan
Hehehehe ya
ibu, icha lupa !! kalau mau pergi itu harus dilihat dulu jangan sampai ada yang
ketinggalan ( ibu sambil marah ). Ya, ibuku sayang ... Icha sekarang pergi dulu
yach !!
Mbak mau ikut
adek ngak ? ( tanya roby adiknya icha )
Ya dech mbak
ikut kamu ya. Takutnya mbak terlambat. Lagian hari ini mbak PPL 1 dikampus. Ya
udah, tapi ngak sampekampus yah. Oke dech ... ( dengan nada yang semangat )
Sepanjang
perjalanan hatiku sangat cemas dan takut sekali untuk menghadapin PPL . lagian
ini untuk pertama kalinya disuruh menjadi guru dihadapan teman – temanku dan
dosenku. Tapi, aku yakin dan harus bisa menjadi yang terbaik dihadapan mereka.
Icha .... (
teriak ayu memanggil namaku )
Eh, kamu Yu.... gimana udah siap untuk PPL nanti ?? ( tanya ayu
)
Hehehehe insyalah siap. Tapi , coba kamy pegang tangan aku
dingin bangetkan terus jantung aku serasa mau copot ...
Jangan tegang banget kamu itu Icha. Santai aja !! ayu yakin kok
kamu pasti bisa, ayo semangat !!!
Hehehe makasi ya kawan ( Icha dengan muka tersenyum )
Dosenpun sudah datang dan detik – detik waktunya aku tampil
unttuk tampil PPL 1 dan untuk pertama kalinya menjadi guru.
Semua teman – teman diam dan suasana pun semakin tenang dan
sunyi 10 menit sudah kulewatin. Alhamdullah berjalan dengan lancar dan hasilnya
juga bagus. Dosen pun ikut senang dengan penampilanku. Walaupun hari ini banyak
lika – liku dari baju yang belum digosok, karton hampir ketinggalan, macet
diljalan, turun bus tadi hampir jatuh gara – gara pakai rok. Tapi, itu semua
tidak mengurangi semangatku malahan aku tetap semangat untuk tampil PPL. Rasa
cemas pun sudah hilang dan menjadi lega sekali. Hari ini menjadi pengalaman bagiku
dasn untuk kedepannya aku harus lebih baik lagi. ^_^
S E L E S A I
Puisi
Ibuku
Karya :
ElzA Yuniartha
Engkau bagaikan surga dihatiku
Setiap langkahmu membuat diriku
Teringat masa waktu kecilku
Halus tanganmu, usap air matamu
Kan kukenang selama hidupku
Aku
sayang padamu
Kan
kubalas jasa – jasamu
Dan
kuingat semua nasehatmu
Dalam
usahaku
Kau wanita begitu tangguh
Kau tak pernah lelah dan mengeluh
Ohhh.... Ibu
Didalam kerja kerasmu dan usahamu
Aku akan mendoakan setiap waktu
Doa
– doa anakmu selalu menyertaimu
Karena
semua jasa – jasa kasih sayangmu
Kan
kuingat dan kuukir didalam hidupku .....
Puisi
Wanita Karier
Karya :
ElzhA Yuniartha
Jiwamu lembut
Hatimu laksana rembulan nan sore
Ketenanganmu terusikkan oleh
kejamnya hidup
Yang membuatmu meneteskan
keringat, hanya keringat
Ataukah sebuah perjuangan
Mungkin telah digariskan
Yang mengharuskanmu tertatih,
yang membuatmu menapakan kaki perlahan
Semangatmu tak seperti roda yang
berputar
Dan tak kau hiraukan ragamu
Kau besarkan buah cintamu, Dengan belaimu
Kau manjakan, kau timang dalam genggamanmu
Tak kenal asa, tak ada jera
Ooh Tuhanku saat dia tertidur lelap
Hanya mampu terpandangi olehku
Sesosok makhluk lemah ciptaanmu, terkulai
dipelukku
Predikat sarjanalah yang memaksannya
Ya ... memaksannya menjadi seorang wanita
karier
Tidak ada komentar:
Posting Komentar