Nama : Dessy heldayani
Kelas : 6 c
Nim :
2009112218
Puisi
Terlambat
Ketika langkahku,,
Tak bisa lagi terhenti
Aku hanya bisa berdiam diri
Di dalam kensunyian sepi nan hening
Di saat itulah langkahku kan berhenti
Aku terhanyut dalam kesendirian
Meratapi semua yang telah terjadi
Aku bagaikan kupu-kupu yang terbang
Tak tau ke mana arah yang
pasti
Untuk kembali....
puisi
Sahabat
sejati
Sahabat sejati
Tak mungkin mengkhianati
Tak mungkin meninggalkan aku sendiri
Tak mungkin mencaci maki
Sahabat adalah teman yang selalu dihati
Sahabat adalah saudara
Saat kita membutuhkan
Sahabat selalu ada untuk kita
Sahabat selalu tertawa bersama
Dan selalu berbagi seirama
Dalam suka dan duka
Cerpen
Hari terakhir
Pagi yang dingin dengan embun yang
menutupi bumi, seolah-olah bumi tidak menampak dengan di tutupi kabut putih
yang sangat tebal. Kicau burung yang berirama dan ayam berkokok saling
bersautan, waktu menujukan pukul 05.00 pagi. Membuat Nesa terbangun dari tidur
lelapnya. Aaaaagggrrrrhhh....!!!!!!! dingin sekali pagi ini “sambil menguap”
Nesa pun langsung menuju ke kamar mandi dan bersiap-siap untuk pergi kesekolah.
Namun di saat di dalam kamar mandi entah mengapa Nesa merasakan kepalanya
tiba-tiba pusing. Namun hal tersebut tak dihiraukannya dikarenakan mungkin
sakit kepala biasa saja. Tiba pukul 07.00 pagi Nesa telah tiba disekolahnya. Di
sekolah Nesa sangat akrab dengan Nindi teman sebangkunya, di samping itu mereka
sudah berteman sejak kecil karena pada waktu itu orang tua mereka sudah lama
berteman.
Seorang laki-laki berpakaian kucel
seadanya dengan rambut khas belah tengah dan memakai kacamata yang sedang duduk
bersama teman-temannya sambil membaca buku di perpustakaan, Dia adalah Kevin.
Kevin adalah cowok yang paling pintar di sekolahnya, namun ia anak yang berasal
dari keluarga sederhana. Kevin selalu mendapatkan beasiswa disekolahnya
sehingga ia bisa bersekolah di tempat yang mahal dan terfaforit. Walaupun
penampilannya seadanya tidak seperti anak pada umumnya, kevin banyak disenangi wanita
di sekolahnya. Salah satunya Nesa yang hampir jatuh cinta padanya.
Suatu hari di kantin ada Kevin yang
sedang lahap makan semangkok bakso. Tiba-tiba Nesa pun datang menghampirinya.
Haii Kevin...!!! “sapa Nesa”, hai juga Nes “agak sedikit terkejut” sendirian ya
vin...??? iya aku sendirian kamu...??? ya aku juga lagi sendirian lagi males sama Nindi. Oh ya hari minggu
nanti kamu ada acara nggak Vin?? Ah emang ada apa Nes?? Oh nggak aku Cuma mau
minta temenin makan malam aja, mau nggak Vin?? Ah nggak salah Nes..!! apa kamu
nggak malu jalan sama orang kayak aku...!! Aahh nggak kok Vin, aku malah
ngerasa biasa aja dan aku nggak pernah malu jalam sama kamu. Tapi Nes..!! Ah
udah pokoknya kamu harus mau, aku tunggu di kafe tempat aku ngerayain ultah ku
kemarin ya, kamu masih ingat kan Vin..?? Iya masih Nes. Ok kalu gitu aku mohon
banget sama kamu pokoknya harus datang, aku ingin cerita banyak tentang
kehidupan aku yang seorang pun nggak ada yang tau kecuali kamu nanti Vin yang
hanya tau kalau kamu minggu malam nanti datang. Please ya Vin, soalnya umurku
Cuma sebentar lagi “hehehe sambil bercanda”. Nes lo jangan ngomong kayak gitu
ngaak baik tau. Iya iya tau kok aku hehehe mangkanya kamu harus datang ya...!!!
Iya deh ntar aku datang, Ok deh daaa aku ke kelas dulu ya. Tiba-tiba saat Nesa
ingin menuju kelasnya, kepalanya merasa pusing dan Nesa merasakan sangat
kesakitan. Namun ia masih bisa menahannya, setiba di kelas Nesa pun langsung
duduk di samping Nindi, Namun Nesa tidak menampakan dirinya bahwa sedang sakit.
Malam yang indah dengan bulan yang
terang benderang menyinari bumi dan bintang bertaburan di langit angkasa,
membuta Nesa bersemangat dan tidak sabaran menunggu Kevin datang. Tak lama
kemudian Kevin pun datang dan langsung duduk berhadapan dengan Nesa. Nesa kamu
udah lama nunggu ya...??? Oh nggak kok
Vin aku baru sekitar 10 menit disini. Oh ya Vin kok kamu beda banget malam ini
“hehehe”. Nggak kok Nes biasa aja, aku kan orangnya biasa-biasa aja nggak kayak
cowok lain yang stylenya selalu up to date. Ah nggak kok Vin emang kata siapa
kamu biasa-biasa aja, menurut aku kamu itu orang yang paling luar biasa di
hidup aku “heheheh”. Ah Nes kamu bisa aja. Oh ya emang kamu mau ngomong apa
Nes, aku jadi penasaran. Eh lo GR’an ya ketahuan ni yee,,!! Nggak Vin aku Cuma
mau cerita sama kamu, kamu tahukan aku ini kesepian, biarpun aku anak orang
kaya tapi aku nggak pernah cerita apa-apa tentang masalah aku ke keluarga aku,
karena orangtua ku selalu sibuk dengan pekerjaanya. Jadi aku hanya ingin mau
cerita sama kamu Vin. Dan tiba-tiba Nesa merasa pusing kepalanya. Kenapa kamu
Nes, sakit. Kalau kamu lagi sakit mending nanti aja deh kalu kamu mau cerita,
soalnya kamu kan lagi sakit Nes. Ah nggak kok Vin Cuma pusing biasa aja. Gini
ya Vin sebenarnya aku mau cerita kalau aku itu mengidap penyakit kanker otak.
Haah kamu nggak main-main Nes. Ya Vin aku nggak main-main, aku serius dan orang
tua aku nggak tau masalah ini karena aku nggak mau membuat mereka terbebani.
Nesa sekarang kamu lagi pusing, berarti...!!! Iya Vin aku selalu merasakan
pusing yang teramat sakit, namun aku masih bisa untuk bertahan. Aku sangat
prihatin dengan penyakit yang kamu derita Nes, kamu jangan sedih ya. Kamu harus
tetap semangat Nes dan lawan penyakitmu dengan semanagt yang kamu milik.
Makasih Vin kamu memang benar-benar bisa mengerti aku. Vin apabila umurku tidak
panjang lagi, aku hanya ingin kau ada di dekat ku saat di hari terakhirku
nanti. Nes kamu nggak boleh ngomong kayak gitu, kamu harus sembuh Nes, amu
harus periksa ke dokter. Nggak Vin, aku nggak mau membebani orangtua ku biarlah
aku merasakan sakit ini sendiri.
Keesokan harinya di sekolah
menunjukkan pukul 01.00 siang waktunya pulang sekolah seluruh anak SMA yang
berseragam putih abu-abu berhamburan keluar. Nesa tiba-tiba saja merasakan kepalanya
pusing, kemudian jatuh pingsan. Nindi pun langsung meminta tolong dan Nesa
langsung di bawa ke rumah sakit. Nesa langsung di rawat di ruang UGD Dan di
vonis dokter, Nesa mengalami kanker otak. Al hasil orang tua Nesa langsung
terkejut, selama ini Nesa tidak pernah mengeluh dengan saya dok. Nggak mungkin
dok Nesa mengalami kanker otak “sambil menangsis”. Nesa masih terbaring lemas
dan belum sadarkan diri. Kevin hanya bisa menatap wajah Nesa di pintu kaca
kecil dan sambil meneteskan air mata. Selang beberapa hari kemudian Nesa
dikabarkan meninggal dunia karena penyakitnya sudah sangat kritis. Seluruh
teman-teman sekolah Nesa bahkan Kevin sangat sedih mendengar kabar tersebut.
Kevin langsung ke rumah sakit dan Nesa telah terbujur kaku. Orang tua Nesa menangis
histeris atas meninggalnya Nesa. Kevin pun langsung mendekati jasad nesa dan
dia sangat sedih dan terpukul di saat dia menghembuskan nafas terakhir, Kevin
tidak ada di sampingnya. Padahal tu salah satu permintaan Nesa pada saat mereka
terakhir bertemu. Namun Kevin langsung mencium kening Nesa dan berbisik di
telinga Nesa, kemudian berkata bahwa” Aku minta maaf di saat hari terakhirmu
aku tidak ada di sampingmu Nesa”....!!!
TAMAT
Puisi tentang emansipasi
wanita
Ibuku
Pahlawanku
Di setiap hela nafasmu
Kau hadirkan
kehidupan
Di setiap
pelukmu
Kau hadirkan
kehangatan
Saat aku merasa
sendiri
Engkau selalu
ada menemani kesendirianku
Engkau pula yang
memberi aku kekuatan
Di saat aku
terjatuh
Kau bagaikan
cahaya terang
Di saat cahaya
gelap datang
Jadilah bulan
yang terang dan bersinar
Di kala malam
mulai kelam
Jadilah cahaya
bulan
Yang membuat
menerangi keluargamu
Akhir yang indah
Karya : Kartini
Delapan tahun……
Aku mengenalmu
Delapn
tahun…….
Aku
menjalin tali kasih bersamamu
Selama
delapan tahun itu juga
Semua
tak berjalan dengan indah
Ada
yang tersakiti ada yang menyakiti
Tapi……….
Maaf
diantara kita selalu ada
Seiring
waktu yang telah berputar
Seiring
rasa yang semakin bergelombang
Ada
sayang, marah ,rindu ,benci bahkan emosi
Sepanjang
waktu itu jua, ingin selalu bersama
Ternyata……
Semua
tak sia-sia
Kini
hanya waktu menunggu
Hari
indah bersama………………..
Kembalikan semula
Terdiam
sejenak
Membisu
seakan penuh ketakutan
Teriak
tak berdaya, berucap tak kuasa
Mata
tajam memandang seakan penuh penyesalan
Jangan
tanyakan pada aku….
Jangan
pula kau tanyakan pada dia…..
Tapi
tanyakan pada air mata kami
Mata
hati kami
Pada
resah kami
Ego
kami sudah pidam
Sabar
kami sudah hilang
Tinggallah
rasa pasrah, terserah….
Mau
dibagaimanakan
Kami
hanya ingin seperti kemaren.
Hidup adalah perjuangan
Jika waktu dapat kuputar
Aku ingin menata kembali hidupku
Meraih apa yang belum tercapai
Menata apa yang belum tertata
Sesal bukan keinginan
Sedih bukan impian
Malang tak dapat ditolak
Bahagia tak dapat diterkah
Hidup manusia bagaikan perahu ditengah lautan
Diterjang ombak, dihantam badai, diguyur hujan
Siapa yang mampu bertahan
Itulah yang menang….
Demi ayah Untuk ayah
Ketika senja datang, terangpun
berganti malam. Azan mulai berkomandan, menyeruh seluruh alam semesta,
memanggil para umat islam untuk melaksanakan kewajibannya. Sintia dan ayahnya
bergegas mengambil wudhu untuk menunaikan ibadahnya sholat magrib. Ayah sintia
yaitu bapak arman yang tidak bisa lagi berjalan, hanya duduk dikursi roda. Ayah
sintia sholat di rumah, tapi sintia bergegas pergi ke mushola yang tak jauh dari
rumahnya.
Dengan buru-buru sintia pergi ke mushola,
tapi ditengah perjalanan sintia digodain pemuda-pemuda yang sedang berlintasan
dengan dirinya. Menyapalah salah satu pemuda yaitu ardi, dengan ciri khas suara
yang serak-serak basah ardi mengucapkan ”malam cantik” ……tapi sintia hanya
membalas dengan senyuman manis yang menghias diwajahnya. Sampai dimushola
sintia bergegas memenuhi sap, mengikuti gerakan imam, sholat magrib berjalan
dengan khusuk dimusholla tersebut.
Sholatpun selesai semua jamaah muslimin dan musliman pergi meninggalkan
musholla kecuali sintia yang tetap duduk dan mengangkat kedua tangannya, dengan
meneteskan air mata memohon kepada Allah SWT. Untuk memohon pertolongan dan
kesembuhan ayahnya yang telah lama menderita struk,sebelumnya ayah sintia mampu
bergerakkan seluruh an ggota tubuhnya. Tetapi semenjak menderita penyakit
struk, pak arman tubuhnya hanya berfungsi sebelah kanan,namun tubuh sebelah
kirinya telah tak berfungsi lagi karena mati sebelah. Pak arman menderita struk
tiga bulan setelah kepergian istrinya. Ibu sintia meninggal karena sakit kanker, sudah berobat
kemana-mana tapi kanker yang diderita ibu sintia sudah tidak dapat diobati lagi
karena sudah menyebar keseluruh jaringan sel otak ibunya. Sintia hanya bisa
berdoa dan berharap ibunya bisa sembuh. Ayah sintia waktu itu masih bekerja
sebagai guru honor, yang gajinya pas-pasan hanya cukup makan sehari-hari,
ditambah butuh biaya ibu berobat, semua usaha telah dilakukan ayah untuk
kesembuhan ibu. Tapi tuhan berkata lain, akhirnya ibu meninggal dunia dan
takkan kembali pergi bersama semua harapan sintia dan ayah.
Sejak kepergian ibu, ayah selalu
murung dan sedih. Hari-hari ayah seakan kosong tanpa hadirnya ibu disisi ayah.
Kesehatan ayah semakin memburuk, hingga ayah terserang struk. Waktu terus
berjalan, tak terasa tiga tahun sudah ayah menderita penyakitnya, dengan
bantuan kursi roda ayah mampu berjalan.
Melihat penderitaan ayahnya, sintia tak
pernah menyerah dengan kondisi yang mengharukan ini. Tanpa saudara sintia
sekolah sambilan bekerja jadi pembantu rumah tangga. Dengan menjadi tukang cuci
pakaian dirumah tetangganya, itu dilakuan sintia setelah pulang sekolah. Sintia
sekolah di SMA 1 dipulau bangka, sintia duduk dikelas 12. Di sekolah sintia tergolong
siswa yang pintar dan rajin, sintia selalu masuk juara kelas. Hati orang tua mana yang tak
bangga melihat anaknya seperti itu, tapi apa daya ayah sintia hanya bisa
mendoakan dan berharap sintia bisa berhasil, ayah sintia tak mampu
membahagiakan anaknya sendiri, itu karena kondisi ayah sintia yang sakit. Tapi
sintia tak pernah menyalahkan keadaan ayahnya, sintia tetap semangat dan
bermotivasi. Disesuatu ketika, disekolah sintia ada perlombaan matematika,
sintia adalah salah satu calon peserta, dengan rasa yakin sintia mendaftar dan
tak luput dari dukungan ayahnya. Tak sia-sia sintia ikut, dan berkat doa ayah
ternyata sintia menjadi juara pertama dengan hadiah uang sebesar Rp.
20.000.000,00 dan uang itu diberikannya untuk ayah tercintanya.
Suara putri bangsa
Lepaskan lelah…
Untuk jiwa yang suci
Hilangkan dahaga untuk kesegaran raga….
Taburkan senyum, tinggikan semangat, lawan kecemasan, regut
kemenangan…
Hargai pengorbanan
Putri-putri bangs
Penerus kejayaan
Pemilik negri ini
Menanti kebijakan bukan penindasan
Yang terus mencekam, membunuh akan nasib bangsa ini
Tidak ada komentar:
Posting Komentar