Jumat, 20 April 2012


Nama            : Dessy heldayani
Kelas            : 6 c
Nim               : 2009112218
Puisi
Terlambat

Ketika langkahku,,
Tak bisa lagi terhenti
Aku hanya bisa berdiam diri
Di dalam kensunyian sepi nan hening
Di saat itulah langkahku kan berhenti
Aku terhanyut dalam kesendirian
Meratapi semua yang telah terjadi
Aku bagaikan kupu-kupu yang terbang
 Tak tau ke mana arah yang pasti
Untuk kembali....





puisi
Sahabat sejati

Sahabat sejati
Tak mungkin mengkhianati
Tak mungkin meninggalkan aku sendiri
Tak mungkin mencaci maki
Sahabat adalah teman yang selalu dihati

Sahabat adalah saudara
Saat kita membutuhkan
Sahabat selalu ada untuk kita
Sahabat selalu tertawa bersama
Dan selalu berbagi seirama
Dalam suka dan duka







Cerpen
Hari terakhir
            Pagi yang dingin dengan embun yang menutupi bumi, seolah-olah bumi tidak menampak dengan di tutupi kabut putih yang sangat tebal. Kicau burung yang berirama dan ayam berkokok saling bersautan, waktu menujukan pukul 05.00 pagi. Membuat Nesa terbangun dari tidur lelapnya. Aaaaagggrrrrhhh....!!!!!!! dingin sekali pagi ini “sambil menguap” Nesa pun langsung menuju ke kamar mandi dan bersiap-siap untuk pergi kesekolah. Namun di saat di dalam kamar mandi entah mengapa Nesa merasakan kepalanya tiba-tiba pusing. Namun hal tersebut tak dihiraukannya dikarenakan mungkin sakit kepala biasa saja. Tiba pukul 07.00 pagi Nesa telah tiba disekolahnya. Di sekolah Nesa sangat akrab dengan Nindi teman sebangkunya, di samping itu mereka sudah berteman sejak kecil karena pada waktu itu orang tua mereka sudah lama berteman.
            Seorang laki-laki berpakaian kucel seadanya dengan rambut khas belah tengah dan memakai kacamata yang sedang duduk bersama teman-temannya sambil membaca buku di perpustakaan, Dia adalah Kevin. Kevin adalah cowok yang paling pintar di sekolahnya, namun ia anak yang berasal dari keluarga sederhana. Kevin selalu mendapatkan beasiswa disekolahnya sehingga ia bisa bersekolah di tempat yang mahal dan terfaforit. Walaupun penampilannya seadanya tidak seperti anak pada umumnya, kevin banyak disenangi wanita di sekolahnya. Salah satunya Nesa yang hampir jatuh cinta padanya.
            Suatu hari di kantin ada Kevin yang sedang lahap makan semangkok bakso. Tiba-tiba Nesa pun datang menghampirinya. Haii Kevin...!!! “sapa Nesa”, hai juga Nes “agak sedikit terkejut” sendirian ya vin...??? iya aku sendirian kamu...??? ya aku juga lagi sendirian  lagi males sama Nindi. Oh ya hari minggu nanti kamu ada acara nggak Vin?? Ah emang ada apa Nes?? Oh nggak aku Cuma mau minta temenin makan malam aja, mau nggak Vin?? Ah nggak salah Nes..!! apa kamu nggak malu jalan sama orang kayak aku...!! Aahh nggak kok Vin, aku malah ngerasa biasa aja dan aku nggak pernah malu jalam sama kamu. Tapi Nes..!! Ah udah pokoknya kamu harus mau, aku tunggu di kafe tempat aku ngerayain ultah ku kemarin ya, kamu masih ingat kan Vin..?? Iya masih Nes. Ok kalu gitu aku mohon banget sama kamu pokoknya harus datang, aku ingin cerita banyak tentang kehidupan aku yang seorang pun nggak ada yang tau kecuali kamu nanti Vin yang hanya tau kalau kamu minggu malam nanti datang. Please ya Vin, soalnya umurku Cuma sebentar lagi “hehehe sambil bercanda”. Nes lo jangan ngomong kayak gitu ngaak baik tau. Iya iya tau kok aku hehehe mangkanya kamu harus datang ya...!!! Iya deh ntar aku datang, Ok deh daaa aku ke kelas dulu ya. Tiba-tiba saat Nesa ingin menuju kelasnya, kepalanya merasa pusing dan Nesa merasakan sangat kesakitan. Namun ia masih bisa menahannya, setiba di kelas Nesa pun langsung duduk di samping Nindi, Namun Nesa tidak menampakan dirinya bahwa sedang sakit.
            Malam yang indah dengan bulan yang terang benderang menyinari bumi dan bintang bertaburan di langit angkasa, membuta Nesa bersemangat dan tidak sabaran menunggu Kevin datang. Tak lama kemudian Kevin pun datang dan langsung duduk berhadapan dengan Nesa. Nesa kamu udah lama nunggu ya...???  Oh nggak kok Vin aku baru sekitar 10 menit disini. Oh ya Vin kok kamu beda banget malam ini “hehehe”. Nggak kok Nes biasa aja, aku kan orangnya biasa-biasa aja nggak kayak cowok lain yang stylenya selalu up to date. Ah nggak kok Vin emang kata siapa kamu biasa-biasa aja, menurut aku kamu itu orang yang paling luar biasa di hidup aku “heheheh”. Ah Nes kamu bisa aja. Oh ya emang kamu mau ngomong apa Nes, aku jadi penasaran. Eh lo GR’an ya ketahuan ni yee,,!! Nggak Vin aku Cuma mau cerita sama kamu, kamu tahukan aku ini kesepian, biarpun aku anak orang kaya tapi aku nggak pernah cerita apa-apa tentang masalah aku ke keluarga aku, karena orangtua ku selalu sibuk dengan pekerjaanya. Jadi aku hanya ingin mau cerita sama kamu Vin. Dan tiba-tiba Nesa merasa pusing kepalanya. Kenapa kamu Nes, sakit. Kalau kamu lagi sakit mending nanti aja deh kalu kamu mau cerita, soalnya kamu kan lagi sakit Nes. Ah nggak kok Vin Cuma pusing biasa aja. Gini ya Vin sebenarnya aku mau cerita kalau aku itu mengidap penyakit kanker otak. Haah kamu nggak main-main Nes. Ya Vin aku nggak main-main, aku serius dan orang tua aku nggak tau masalah ini karena aku nggak mau membuat mereka terbebani. Nesa sekarang kamu lagi pusing, berarti...!!! Iya Vin aku selalu merasakan pusing yang teramat sakit, namun aku masih bisa untuk bertahan. Aku sangat prihatin dengan penyakit yang kamu derita Nes, kamu jangan sedih ya. Kamu harus tetap semangat Nes dan lawan penyakitmu dengan semanagt yang kamu milik. Makasih Vin kamu memang benar-benar bisa mengerti aku. Vin apabila umurku tidak panjang lagi, aku hanya ingin kau ada di dekat ku saat di hari terakhirku nanti. Nes kamu nggak boleh ngomong kayak gitu, kamu harus sembuh Nes, amu harus periksa ke dokter. Nggak Vin, aku nggak mau membebani orangtua ku biarlah aku merasakan sakit ini sendiri.
            Keesokan harinya di sekolah menunjukkan pukul 01.00 siang waktunya pulang sekolah seluruh anak SMA yang berseragam putih abu-abu berhamburan keluar. Nesa tiba-tiba saja merasakan kepalanya pusing, kemudian jatuh pingsan. Nindi pun langsung meminta tolong dan Nesa langsung di bawa ke rumah sakit. Nesa langsung di rawat di ruang UGD Dan di vonis dokter, Nesa mengalami kanker otak. Al hasil orang tua Nesa langsung terkejut, selama ini Nesa tidak pernah mengeluh dengan saya dok. Nggak mungkin dok Nesa mengalami kanker otak “sambil menangsis”. Nesa masih terbaring lemas dan belum sadarkan diri. Kevin hanya bisa menatap wajah Nesa di pintu kaca kecil dan sambil meneteskan air mata. Selang beberapa hari kemudian Nesa dikabarkan meninggal dunia karena penyakitnya sudah sangat kritis. Seluruh teman-teman sekolah Nesa bahkan Kevin sangat sedih mendengar kabar tersebut. Kevin langsung ke rumah sakit dan Nesa telah terbujur kaku. Orang tua Nesa menangis histeris atas meninggalnya Nesa. Kevin pun langsung mendekati jasad nesa dan dia sangat sedih dan terpukul di saat dia menghembuskan nafas terakhir, Kevin tidak ada di sampingnya. Padahal tu salah satu permintaan Nesa pada saat mereka terakhir bertemu. Namun Kevin langsung mencium kening Nesa dan berbisik di telinga Nesa, kemudian berkata bahwa” Aku minta maaf di saat hari terakhirmu aku tidak ada di sampingmu Nesa”....!!!


TAMAT


Puisi tentang emansipasi wanita
Ibuku Pahlawanku
Di setiap hela nafasmu
Kau hadirkan kehidupan
Di setiap pelukmu
Kau hadirkan kehangatan
Saat aku merasa sendiri
Engkau selalu ada menemani kesendirianku
Engkau pula yang memberi aku kekuatan
Di saat aku terjatuh
Kau bagaikan cahaya terang
Di saat cahaya gelap datang
Jadilah bulan yang terang dan bersinar
Di kala malam mulai kelam
Jadilah cahaya bulan
Yang membuat menerangi keluargamu


















                                                               Akhir yang indah
                                                                                    Karya : Kartini

Delapan tahun……
Aku mengenalmu
Delapn tahun…….
Aku menjalin tali kasih bersamamu
Selama delapan tahun itu juga
Semua tak berjalan dengan indah
Ada yang tersakiti ada  yang menyakiti
Tapi……….
Maaf diantara kita selalu ada
Seiring waktu yang telah berputar
Seiring rasa yang semakin bergelombang
Ada sayang, marah ,rindu ,benci bahkan emosi
Sepanjang waktu itu jua, ingin selalu bersama
Ternyata……
Semua tak sia-sia
Kini hanya waktu menunggu
Hari indah bersama………………..






                                                    Kembalikan semula
Terdiam sejenak
Membisu seakan penuh ketakutan
Teriak tak berdaya, berucap tak kuasa
Mata tajam memandang seakan penuh penyesalan
Jangan tanyakan pada aku….
Jangan pula kau tanyakan pada dia…..
Tapi tanyakan pada air mata kami
Mata hati kami
Pada resah kami
Ego kami sudah pidam
Sabar kami sudah hilang
Tinggallah rasa pasrah, terserah….
Mau dibagaimanakan
Kami hanya ingin seperti kemaren.


                                                                   Hidup adalah perjuangan
Jika waktu dapat kuputar
Aku ingin menata kembali hidupku
Meraih apa yang belum tercapai
Menata apa yang belum tertata
Sesal bukan keinginan
Sedih bukan impian
Malang tak dapat ditolak
Bahagia tak dapat diterkah
Hidup manusia bagaikan perahu ditengah lautan
Diterjang ombak, dihantam badai, diguyur hujan
Siapa yang mampu bertahan
Itulah yang menang….






Demi ayah  Untuk ayah
            Ketika senja datang, terangpun berganti malam. Azan mulai berkomandan, menyeruh seluruh alam semesta, memanggil para umat islam untuk melaksanakan kewajibannya. Sintia dan ayahnya bergegas mengambil wudhu untuk menunaikan ibadahnya sholat magrib. Ayah sintia yaitu bapak arman yang tidak bisa lagi berjalan, hanya duduk dikursi roda. Ayah sintia sholat di rumah, tapi sintia bergegas pergi ke mushola yang tak jauh dari rumahnya.
           Dengan buru-buru sintia pergi ke mushola, tapi ditengah perjalanan sintia digodain pemuda-pemuda yang sedang berlintasan dengan dirinya. Menyapalah salah satu pemuda yaitu ardi, dengan ciri khas suara yang serak-serak basah ardi mengucapkan ”malam cantik” ……tapi sintia hanya membalas dengan senyuman manis yang menghias diwajahnya. Sampai dimushola sintia bergegas memenuhi sap, mengikuti gerakan imam, sholat magrib berjalan dengan khusuk  dimusholla tersebut. Sholatpun selesai semua jamaah muslimin dan musliman pergi meninggalkan musholla kecuali sintia yang tetap duduk dan mengangkat kedua tangannya, dengan meneteskan air mata memohon kepada Allah SWT. Untuk memohon pertolongan dan kesembuhan ayahnya yang telah lama menderita struk,sebelumnya ayah sintia mampu bergerakkan seluruh an ggota tubuhnya. Tetapi semenjak menderita penyakit struk, pak arman tubuhnya hanya berfungsi sebelah kanan,namun tubuh sebelah kirinya telah tak berfungsi lagi karena mati sebelah. Pak arman menderita struk tiga bulan setelah kepergian istrinya. Ibu sintia  meninggal karena sakit kanker, sudah berobat kemana-mana tapi kanker yang diderita ibu sintia sudah tidak dapat diobati lagi karena sudah menyebar keseluruh jaringan sel otak ibunya. Sintia hanya bisa berdoa dan berharap ibunya bisa sembuh. Ayah sintia waktu itu masih bekerja sebagai guru honor, yang gajinya pas-pasan hanya cukup makan sehari-hari, ditambah butuh biaya ibu berobat, semua usaha telah dilakukan ayah untuk kesembuhan ibu. Tapi tuhan berkata lain, akhirnya ibu meninggal dunia dan takkan kembali pergi bersama semua harapan sintia dan ayah.
           Sejak kepergian ibu, ayah selalu murung dan sedih. Hari-hari ayah seakan kosong tanpa hadirnya ibu disisi ayah. Kesehatan ayah semakin memburuk, hingga ayah terserang struk. Waktu terus berjalan, tak terasa tiga tahun sudah ayah menderita penyakitnya, dengan bantuan kursi roda ayah mampu berjalan.
          Melihat penderitaan ayahnya, sintia tak pernah menyerah dengan kondisi yang mengharukan ini. Tanpa saudara sintia sekolah sambilan bekerja jadi pembantu rumah tangga. Dengan menjadi tukang cuci pakaian dirumah tetangganya, itu dilakuan sintia setelah pulang sekolah. Sintia sekolah di SMA 1 dipulau bangka, sintia duduk dikelas 12. Di sekolah sintia tergolong siswa yang pintar dan rajin, sintia selalu masuk  juara kelas. Hati orang tua mana yang tak bangga melihat anaknya seperti itu, tapi apa daya ayah sintia hanya bisa mendoakan dan berharap sintia bisa berhasil, ayah sintia tak mampu membahagiakan anaknya sendiri, itu karena kondisi ayah sintia yang sakit. Tapi sintia tak pernah menyalahkan keadaan ayahnya, sintia tetap semangat dan bermotivasi. Disesuatu ketika, disekolah sintia ada perlombaan matematika, sintia adalah salah satu calon peserta, dengan rasa yakin sintia mendaftar dan tak luput dari dukungan ayahnya. Tak sia-sia sintia ikut, dan berkat doa ayah ternyata sintia menjadi juara pertama dengan hadiah uang sebesar Rp. 20.000.000,00 dan uang itu diberikannya untuk ayah tercintanya.




                                                             Suara putri bangsa
Lepaskan lelah…
Untuk jiwa yang suci
Hilangkan dahaga untuk kesegaran raga….
Taburkan senyum, tinggikan semangat, lawan kecemasan, regut kemenangan…
Hargai pengorbanan
Putri-putri bangs
Penerus kejayaan
Pemilik negri ini
Menanti kebijakan bukan penindasan
Yang terus mencekam, membunuh akan nasib bangsa ini

Tidak ada komentar:

Posting Komentar