Nama :
Devi seftiana
Kelas :
VIC
Nim :
2009112088
Hanya Berharap
Jian
berdiri didekat seorang laki-laki putih tinggi disebuah ruang laboratorium
computer dikampusnya, Jian melihat disebelah kiri ada sesosok laki-laki tinggi
berdiri disampingnya. Sesosok laki-laki yang hampir mirip dengan seorang pria
yang ku kenal satu tahun yang lalu. Jian tak putus asa entah lah, tapi bukan
seperti Anton , pria yang pernah mengisi hatinya sampai saat ini
Jian
pergi menjauh dari ruang itu meninggalkan laki-laki itu bersama temannya,
dihari yang sama tapi waktu yang berbeda kulihat ada sosok yang mendebarkan
hatiku disebuah tempat foto copi dikampus ku, Oooooo………… dengan terkejutnya
jian menatap laki-laki itu dengan member senyuman manis kearah laki-laki tiggi
berpakaian kemeja berwarna biru pendek, laki-laki yang kukira mirip dengan pria
yang kukenal satu tahun yang lalu
Kuperhatikan
lebih saksama, ia berkulit putih dan tersenyum kearah ku. Aku pun membalas
senyuman nya dengan manis. Satu hari setelah kejadian malam itu, entah kenapa
perasaan ku selalu memikirkan laki-laki itu, yang sama sekali belum aku kenal
siapa namany? Akhirnya sederet pertanyaan pun muncul difikiran ku dan berubah
menjadi dugaan. Aku bicara pada hati kecilku. Ya ALLAH! Apakah ini perasaan suka,
kagum atau pun saying? Aku semakin bingung dan menambah sejuta pertanyaan
didalam benak ku dan fikiran ku saat ini dan aku berpendapat seperti nya ini
memang perasaan “suka” kepada laki-laki itu taapi benar kah dugaan ku?
Hingga
suatu hari ada sesuatu yang mendorong ku untuk mengetahui siapa laki-laki itu
tanpa rasa malu dan berfikir panjang aku menanyakan tentang laki-laki itu
kepada temannya, astaga……….. dengan terkejutnya aku, aku melihat laki-laki itu
keluar dari ruangan disebelah ruangan ku belajar dengan jantung berdetak
kencang laki-laki itu melihat kearah ku sambil melontarkan satu senyuman yang
membuat aku semakin ingin tahu siapa laki-laki itu sebenarnya? Tak sampai 10
menit, teman ku pun memanggil teman laki-laki itu maka teman ku memanggilnya, kufikir
ini waktu yang paling tepat tanpa basa-basi langsung saja temanku pun meminta
no handphone laki-laki itu kepada teman satu kelasnya “Arya” nama laki-laki
yang membuat hati ku penasaran hingga saat ini
Keingin
kan ku untuk mengenalnya lebih dekat mendadak muncul difikiran ku, siapa tahu
ia memang jodoh ku? Aku pun memberanikan diri untuk mengenalnya. Aku ingin tahu
siapa namanya, dimana dia tinggal dan mengapa setiap kali dia melihat ku,
member satu senyuman kepadaku, saying aku tak berani mendekatinya langsung dan
beberapa pertanyaan-pertanyaanku tak bisa terlontar langsung dari mulutku
semuanya menyumbt kerongkongan ku dan kaki ku menhentak-hentak pola ku
membuatnya merasa ketakutan. Dia beranjak pergi memasuki ruangan kelasnya. Aku
pun menarik nafas panjang kemudian aku memberanikan diri untuk menghubunginy
saja melalui “sms” tanpa berfikir ulang aku pun sms dia dengan senang nya sms
ku pun dibalasnya, tambah menambah sejuta fikiran diotak ku, dengan bangga dan
senang nya aku membalas sms nya. Dengan terkejut aku mendapat balasan sms
darinya yang mengatakan dia mengajak ku bertemu esok hari nya, aku pun membalas
dengan berkata “iya”
Keesokan
harinya aku bertemu dengannya dikampus, dengan muka memerah dan jantung
berdetak kencang, aku mengiukti langkah kaki arya, hingga sampai disebuah
gedung dikampus ku dan duduk disebuah kursi panjang berwarna coklat, dengan
suara lembut arya mempersilahkan ku duduk disampingnya. Masih tetap membisu
akhirnya memecah suara keheningan itu dengan suara arya menanyakan aku
mendapatkan no handphone nya dari siapa? Aku hanya tersenyum akhirnya suasan
yang semula tegang berubah menjadi ramai dengan perbincangan kami berdua,
bercerita tentang masa-masa kecil dan pelajaran tentang kuliah kami. Aku pun
tak sabar menahan perasaan yang aku punya, pembicaraan itu pun terhenti disaat
aku mengutarakan perasaan ku kepada arya, arya pun terkejut dan menoleh kerah
ku dengan senyuman manisnya. Dengan menghirup rokok yang diisap ditangannya,
arya mulai bertanya kepada ku, apakah kau serius dengan pa yang kau ucapakan
kepada ku baru saja? Aku hanya mengagukkan kepala, arya lanjut bicara, bukan
aku tak suka pada mu, tapi aku takut, aku memotong pembicaraan arya, takut apa?
arya menjawab aku takut mengecewakanmu sambil memegang tangan ku, takut kalau
saja aku tak bisa membuatmu bahagia,
Jian
hanya tertunduk malu, malu akan apa yang ia katakan begitu cepat untuk
diutarakan kepada arya soal persaannya. Dengan sedikti kecewa jian menjawab,
jika kau tak bisa menerima ku, tidak kenapa, aku cukup jadi teman mu sudah
lebih dari cukup, arya memegang tangan ku dan menyakinkan ku bahwa, aku pantas
mendapatkan yang layak lebih dari arya, pembicaraan kami terhenti tiba-tiba
teman satu kelas arya dating menghampiri kami. Dengan kedatangan teman arya,
selesai sudah pertemuan kami hari itu, arya pun mengantarku pulang dengan
sepeda motornya, dengan hati terluka, aku melngkahkan kaki dibelakang arya,
hingga tiba diparkiran aku menaiki motor arya untuk pulang, sesampai dirumah
arya bilang kepada ku, “aku minta maaf” aku hanya tersenyum, dan meninggalkan
arya denhagan harapan yang kosong.
KUASA
MU
Dalam
lindungan malam terurai falsafah tentang mu
Terurai
kalam kematian
Berderai
runtuh lewat jerit bocah malam
Dimana
ibuku?
Bergelayut
rayuan kemeyan
Memabantai
ruang kehancuran
Aku
tak tegar berkaca
Lalu
menitik air keperihan
Aku
layu
Bangkitkan
aku
Demi
cinta kita kepadanya
Ini
cerita jiwa hambar tanpa pilu berindu
HANDPHONE RUSAK
Panas
terik dengan berjalan keluar meninggalkan kampus. Sari yang berjalan sendiri
menulusuri jalan kampusnya sesampainya digerbang kampusnya. Sari memberhentikan
sebuah angkutan umum untuk pulang kekontrakannya karena untuk sampai
dikontrakannya Sari membutuhkan waktu 5 menit unttuk Sari sampai dikotrakannya
Tiba-tiba
tedengar suara handphone bordering didalam tasnya. Sari membuka tas dengan
sedikit terburu-buru. No baru ternyata yang menelponya. Sari mengangkat
handphonenya dengan nada yang sedikit marah ternyata suara laki-laki yang
terdengar dari handphonenya, dengan suara yang lembut laki-laki itu menangapi
nada emosi sari tiba-tiba telpon itu
terputus karena jaringan gagal. Tidak lama kemudian no itu menelpon lagi, tapi
entah kenapa suara laki-laki itu tidak terdengar. Sari kesal, berulang-ulang kali no itu menelpon tp
dengan suara yang tidak ada
Sari
mencoba menelpon salah satu no yang ada di phonebook dihp nya, ternyata sama
juga tidak ada suara dari lawan bicaranya. Sari mencoba bertanya kepada
temannya ternyata speaker handpone itu rusak. Siiiiiaaaalll…………. Gara-gara
laki-laki itu menelpon handphone ku rusak.
Laksana Cintamu
Ibu….
Jika
memang dengan aku menjelma angin
Lantas
kau dapat merasakan kesejukan itu
Akan
ku lakukan itu untukmu
Aku
tak tau akan seberapa berharganya hidupku tanpa mu
Karena
yang ku tau kau mampu mempuat cinta ini semakin besar
Kau
telah berjuang untuk ku, untuk nafasku
Kalau
pun aku bisa menciptakan sedikit senyuman itu
Mungkin
tak akan sebanding dengan apa yang kau lakukan untuk hidupku
Aku
selalu berharap tuhan tak akan pernah ambil senyum itu darimu
Percaya
lah
Aku
mencintaimu dengan hati yang tak bisa ku sematkan
Pada
wanita selain dirimu dan aku menyayangi mu
Dengan
nada yang tak bisa kuharmonikan pada yang lain
Tidak ada komentar:
Posting Komentar