Minggu, 22 April 2012


Nama                          : Okky Julyan
NIM                            : 2009112087
Mata Kuliah              : Menulis Karya Sastra
Dosen Pengasuh        : M. Nasir, M.Pd



CINTA DAN AIR MATA


           
            Dulu aku kau puja
            Dulu aku kau cinta                                            
            Tapi mengapa sekarang
            Kau campakan aku
Setelah kau mengenal dia

Cinta memang kejam
Ketika kau butuh kau datang padaku
Setelah itu kau pergi tinggalkanku
Ohh ……
Sungguh kejamnya cinta

Cinta datang  dengan tiba-tiba
Cinta juga bisa pergi begitu saja
Cinta hanya bisa menguras kepedihan
Begitu juga dengan titisan air mata





GADIS MUNGIL PENJUAL RISOLES


          Risoles,,,, risolesnya Pak…. Buk….!!!!!! Risolesnya …… ayo siapa yang mau beli. Penjual itu bernama Silvi, seorang gadis mungil yang sedang berjualan tepat didepan kantor Gubernur yang letaknya dijalan Kapten A.Rifai. Setiap hari Silvi selalu membantu ayah dan ibunya berjualan sehabis pulang sekolah. Silvi memang anak yang rajin selain dia juga anak yang pintar dan selalu berprestasi disekolah. Guru-guru Silvi disekolah pun sangat bangga atas apa yang dilakukan oleh Silvi. Silvi tidak pernah malu atau pun mengeluh kepada ayah dan ibunya.
            Pada hari itu pesanan risoles pun semakin banyak. Silvi,,,, tolong kamu antarkan pesanan ini ke rumah ibu Lina ya nak…. Ketika ibunya meminta Silvi untuk mengantarkan pesanan risoles yang telah dipesan dari ibu Lina kepada ibu Atun, yaitu ibunya Silvi. Ibu Lina adalah seorang pembeli tetap dikedai risoles itu. Dengan cepat Silvi pun langsung menemui ibunya untuk mengambil bungkusan yang harus diantarkan olehnya. Akhirnya Silvi pun pergi kerumah ibu Lina dengan membawa sepeda yang selalu dia bawa untuk mengantarkan pesanan-pesanan risolesnya. Dengan tepat waktu Silvi sampai dirumah ibu Lina, Silvi pun langsung menemui ibu Lina dan pesanan itu pun sampai ditangan ibu Lina. Silvi dipersilahkan oleh ibu Lina untuk masuk terlebih dahulu dan ibu Lina pun mengucapkan terima kasih kepada Silvi karena telah mengantarkan pesanan itu dengan cepat. Silvi pun merasa senang atas kepuasan yang dia terima dari pembeli tetapnya.
            Ibu,,,,,, ibu ,,,,, ini Silvi bawa uang dari pesanan yang Silvi antarkan tadi. Dengan cepat Silvi langsung memberikan uang itu kepada ibunya. Silvi tidak pernah merasa lelah, karena Silvi selalu bekerja dengan ikhlas, itu yang selalu dibilang oleh Silvi kepada ayah dan ibunya. Dengan bangga dan bercampur rasa haru ibu mencium dan memeluk Silvi dengan erat. Silvi merupakan anak satu-satunya. Jadi ayah dan ibunya sangat menyayangi dia dengan sepenuh hati.
Keesokan harinya ketika Silvi pergi kesekolah, ditengah jalan dia bertemu sama seorang bapak yang sedang duduk termenung dibawah pohon dekat sekolahnya. Silvi pun menghampiri bapak itu dan berkata, “Bapak,,, kenapa bapak termenung disini?” Dan bapak itu pun menjawab pertanyaan Silvi. “Bapak belum makan nak, karena bapak tidak tahu mau kemana lagi, bapak tidak ada uang untuk membeli makanan nak,,,” dengan perasaan bercampur sedih  Silvi pun langsung memberikan bekal yang dibawanya kepada bapak itu. Makanan itu pun langsung dimakan oleh bapak itu dengan lahap. Silvi memang anak yang baik dan berhati mulia terhadap sesama. Karena itu Silvi sangat disukai oleh banyak orang.
            Hujan pun turun membasahi kota Palembang, tetapi Silvi tidak mengurungkan niatnya untuk berjualan. Silvi selalu bersemangat untuk membantu kedua orang tuanya, ayah dan ibu Silvi hanya seorang penjual risoles. Dan Silvi pun seorang gadis mungil yang selalu setia menemani ayah dan ibunya dikedai. Tepat pukul 15.00 wib, teman Silvi datang kekedai untuk memesan risoles buatan ibu Silvi. Risoles ibu Silvi memang sangat terkenal dikota ini karena selain enak juga murah. Makanya pembeli tetap yang suka membeli risoles Silvi selalu memesan dikedai ayah dan ibunya. “Silvi,,, aku pesan risolesnya 50 ya,,,, kata Mareta teman sekolah Silvi yang datang secara tiba-tiba tanpa sepengetahuan Silvi dan juga sering membeli risoles dikedai miliknya. Silvi pun sontak terkejut akan kedatangan Mareta yang datang untuk membeli risolesnya. Mareta pun tersenyum ketika Silvi menemuinya, dengan perasaan senang Silvi melayani Mareta walau pun Mareta itu temannya sendiri tetapi Silvi melayani Mareta sama seperti pembeli-pembeli lainnya karena bagi
 Silvi mereka sama saja dan tidak ada bedanya. Karena Silvi anak yang selalu baik kepada semua orang, jadi Silvi sangat  banyak teman dan temannya pun sangat menyayangi Silvi.
Silvi memang cuma anak seorang penjual risoles. Tapi dia bangga dapat dilahirkan oleh ibunya dan mendapatkan keluarga yang sangat menyayanginya dan mencintainya dengan sepenuh hati. Itulah sepenggal cerita dari “Gadis Mungil Penjual Risoles”.


SELESAI
















HUJAN

          Ketika hati merindu akan kehadirannya
            Dia selalu mengingatkanku kepadamu
            Cintaku tanpa amarah

            Pagi ini
            Tak kusangka kau pergi tinggalkanku
            Betapa hancurnya hati ini
            Hujan pun membasahi pipiku

            Hatiku yang retak berserakan
            Hanya kamu yang mampu mengumpulkannya lagi
            Utuh seperti dulu

            Hujan tak jadi turun
            Seperti kamu yang tag jadi datang          
            Meninggalkan panas yang tak selesai 








WANITA PERKASA
         
          Kau dulu terlahir dalam cahaya terang
            Kau berdiri tepat dihadapanku
            Sungguh tak kusangka betapa hebatnya dirimu
           
            Ketika aku melihatmu
            Sungguh tak kupercaya betapa perkasanya dirimu
            Wanita tangguh yang sangat kuat
            Wanita tangguh yang sungguh tegar
            Itulah dirimu

            Hanya kamu yang bisa membangkitkan gairahku
            Hanya kamu yang bisa membangkitkan semangatku
            Sungguh hebat dan perkasanya dirimu
            Hanya dirimu lah yang ada dihatiku
            Hingga ujung waktuku
           
            

Tidak ada komentar:

Posting Komentar