Nama :
Birahmi Anggraini
Kelas : VI C
NIM :
2009112253
Mata Pelajaran : Menulis Karya Sastra
Dosen :
M. Nasir, M.Pd
PUISI
PILU
Bila senja merunduk
malu
Ketika
hati hampa menatap pilu
Bila
setiap kataku menghujan air mata
Maka
biarlah waktu menghapusnya
Bila
kehadiranky melukis luka
Maka
anggaplah diriku tiada
Mungkin,
setiap kataku, membuatmu lulu lanta
Tak
mungkin lagi kutorehkan bahagia
CERPEN
PENANTIAN
Adalah
Agustian kakak kelasku yang cerdas, cakep,tinggi dan putih, aku pun kagum
padanya, wajahnya yang begitu syahdu, mata yang indah dan alis mata yang tebal
memikat hati. Tetapi sayang dia sangat tertutup dan diam seperti ada kabut luka
yang menyelimuti wajahnya. Walaupun tian, nama panggilannyabelum lama aku kena,
tetapi aku merasa sudah lama mengenalnya, sejak aku masuk ke SMA dan ikut ayah
ku pinda ke kota yang indah akan pantai-pantainya.
Sikapnya
yang pendiam membuat teman-teman disekitarnya penasaran, apalagi wanita-wanita
yang mencoba mencuri perhatiannya. Namun tian tidak pernah menanggapinya dengan
serius, diantra wanita-wanita tersebut hanya aku yang ia perhatian lebih, aku
juga tidak tau mungkin hanya perasaan ku saja karna aku mengaguminya.
Rasa
ini semakin hari, semakin indah aku rasakan , perasaan sejuk dihati bila
bertemu , bertatapan dn bercanda denagn tian dan apabila tidak bertemu, rasanya
ada yang hilang sehingga mrasa sedih dan rindu padanya. Apakah ini yang
dinamakan cinta????
Malam
itu awal januari dan tepat malam tahun baru dan tepat dimana semua orang
berkumpul dan merayakan mam pergantian tahun itu, malam itu, tian berkumpul
bersama teman-teman akrabnya, dimana aku juga dia ajak untuk kumpul bersama dan
mengabiskan malam pergantian tahun itu.
Aku
dan tian pun ikut larut dalam malam pergantian tahun itu, bersama teman teman
dan sahabatku, kami berjalan menggunakan mator merah p tian mnyelusuri jalanm komplek dan melewati
tempat-tempat yang sering kami lewati sepulang sekolah..
Lima
hari setelah malam itu, akunjadi jarang bertemu dengan tian, laki-laki yang aku
kagumi itu karena cerdas serta endiam, enytah mengapa hati ini sedih, akupun
tak tahu. Disekolah pun, tian jarang kelihatan dan kumpul dengan
teman-temannya, akupun mulai bertanya
ada apa dengan tian , akhirnya aku mencari informasi dengan temannya,
dan akupun tahu, dengan muka kaku dan terkejudnya aku , mendengar berita yang
membuatku diam dan tak berdaya. Teryata tian kecelakaan setelah pulang dari
mengatar aku waktu malam tahun baru itu.
Esokan
harinya aku menempatkan diri untuk menjenguk tian yang sampai saat ini masih
tidk sadarkan diri. Aku hanya merasa belum siap untuk berpisah dengan nya
karena ternyata tian juga menderita leukimia yang lama dideritannya. Seandainya
aku ratu di hatinya, aku akan menyayangi dan menjaganya, menyayanginya
menberikan tempat terindah dihatiku.Menjadikan ia raja dalam mimpi-mimpi
indahku, Mendekap dirinya dan memberikan kehangatan, saling membagi dan memberi
di kala suka dan duka, mencintai dan dicintai.
Dan
aku berjanji aku akan menjemputmu dan menantikan untaian tanganmu menyambut
tanganku yang ketih ini. Driiiiinnggg.......driiinnggg..... alaram pun berbunyi
membangunkan dari lelap malamku dan mengajak bergegas beranjak dari tempat
tidurku . Hari ini hari libur, dan hari yang istimewa bagiku yaitu hari ulang
tahunku. Aku selalu berdoa agar pada hari yang bahagia ini aku mendapatkan kado istimewa dari, cukup kesembuhan tian
yang aku harapkan.
Dengan
ditemani dika, aku datang kerumah sakit tempat tian dirawat. Sesampainya disana kami heran kenapa semua orang sudah
ramai berdatangan dan berkumpul dikamar tian, selain itu aku melihat raut wajah
kedua orang tua tian yang tegar namun terpancar kesedihan diwajahnya.
Aku
pun berlari menuju kamar tian hingga yang ku bawah terjatuh seiring dengan
hancurnya jiwaku menhadapi kenyataan yang terjadi, karena selama bersama aku
selalu mengharapkan, dia menyatakan apa yang ia rasakan,walaupun selama ini
aku selalu berharap penantianku pasti
terjawab.
Tetapi.....
ohh.. Tuhan , kenapa begitu cepat engaku ambil tian dan meninggalkanku
selamanya. Mungkin ini hanya menjadi mimpi yang menyedihkan pada hari yang
bahagia ini, tepat pada usiaku 16 tahun.
Banyak
orang sepertiku merasakannya, cinta dalah ketulusan serta kejujuran, tumbuh
dari hati yang paling dalam dan merambat dari sudut hati yang sudut.
Menangis dan tertawa bersama, memberi
dan menberi tanpa mengharapkan balsan dari sebuah pengorbanan.
PUISI
MAMA
Detak
lingkaran waktu berbunyi
Hati
tergentar tanpa henti
Melihatmu
yang penuh semangat
Memberi
tanpa harus membalas
Meski
dirimu jauh dihati
Canda
tawamu tetap hiasi
Setiap
perjuanganmu adalah kasih
Kan
ku balas sampai akhir hayat nanti
Wahai
mama ku tersayang
Engkau
pelita dalam hidupku
Penyemangat
disetiap nafasku
Mama
....... semangat dan kasih sayangmu
Berharga
bagiku....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar