Nama : Kasmiati
NIM : 2009112085
Kelas : VI. C
Mata Kuliah : Menulis Karya Sastra
Dosen
Pengasuh : M. Nasir, M.Pd.
a. Puisi
Seberkas Kisah
Ku pejamkan mata ini yang ku rasa
hanya kegelapan
Dan ketika ku buka mataku yang ku
lihat hanya kehampaan dan kesunyian
Aku terdiam dan tanpa ada bahasa
apapun
Yang terucap dari bibirku, ku tetap
terdiam
Ku rasakan keheningan menyelimuti
hari-hari sepiku
Namun ku coba tegar dan melawan
semua ini
Tiada arti hidup ini berjalan
seorang diri
Tiada kesan yang berarti tanpamu
disisiku
Kau adalah hdup tempat bernaung,
tempat ku bersandar diri
Ku hidup hanya untukmu, matipun
ingin selalu denganmu
satu selamanya itulah impian
terindah bagiku
I try to surver here “ I want give
up now, because i am is i am “
b. Cerpen
KISAH
KU
Dalam
hidupku, ku selalu berfikir apa yang ku inginkan dapat terwujud dan apa yang ku
cita-citakan bisa tercapai, dalam menjalani kehidupan yang sangat sulit, apa
lagi di jaman yang semakin modern ini aku harus bisa menyesuaikan diri dengan
lingkungan dan segala kemajuan teknologi yang semakin canggih, Nama ku Kasmiati
, tapi aku biasa di panggil tami, “ ya “ memang itulah nama panggilan ku sejak
kecil, saat ini aku masih kuliah di universitas PGRI Palembang. Menjadi seorang
guru adalah cita-cita yang sangat mulia bagiku dan bagi semua orang, karena
memang sejak kecil aku bercita-cita menjadi seorang guru yang baik dan bisa
jadi suri tauladan bagi semua orang, memang butuh pengorbanan yang begitu besar
untuk bisa menjalani semuanya, saat ini aku duduk di
semester enam, tepatnya di program studi pendidikan sastra dan bahasa
Indonesia, dalam menjalani hari-hari perkuliahan banyak sekali tugas-tugas yang
harus diselesaikan, karena memang itulah tugas seorang mahasiswi.
Aku
selalu teringat pesan yang disampaikan oleh orang tuaku yaitu “ jadilah orang yang bisa merasa, tetapi
jangan pernah menjadi orang yang merasa bisa “
dari kata-kata itu mempunyai makna yang begitu dalam untuk dihayati, ibu
dan bapakku selalu berharap agar aku bisa menyelesaikan kuliah ku dengan baik,
dan bisa mendapat gelar sarjana. Aku takkan pernah menyia-nyiakan kesempatan
ini, aku harus bisa membahagiakan kedua orang tuaku. Perjalanan untuk menuju
bangku kuliah sangat panjang dan berliku-liku,
awalnya pertama ku masuk kuliah aku berusaha mencari rumah kos, tetapi
sangat sulit, karena di sekitar lingkungan kampus sudah sangat penuh. Aku
berusaha keras agar mendapatkan rumah kos yang sesuai dengan keadaan dan tidak
terlampau jauh dari kampus, karena rumah ku tergolong lumayan jauh, butuh waktu
satu jam untuk menempuh jarak ke kampus, maka dari itu aku putuskan untuk
mencari rumah kos. akhirnya dalam waktu dua hari. Aku dan teman ku berhasil
mendapatkan rumah kos, dan akhirnya aku menetap di situ sampai dua tahun
lamanya, dan Alhamdulillah sekali aku mendapatkan teman kos yang sangat baik,
namanya kiki, dia mahasiswa dari PGRI juga, dari prodi Akutansi, bulan demu bulan aku lalui, dengan baik
selama beradaptasi dengan lingkungan di sekitar rumah kos ku, tetapi setelah satu tahun aku lalui, ada
sedikit masalah yang aku alami dalam rumah kos tersebut, yaitu sempat terjadi
salah paham dengan teman kos di sebelah kamar, karena masalah kebersihan yang
kurang mereka jaga, maka kami merasa sangat terganggu tetapi setelah sama-sama
di naehati oleh ibu kos, kami sama-sama menyadari dan kami tidak boleh egois,
dan pada akhirnya dua tahun pun berlalu dengan begitu saja. Tepatnya pada bulan
September tahun 2011, masa kontrak kos ku habis, dan aku pun memutuskan untuk
pulang ke rumah, dan menempuh jarak satu jam setiap hari untuk kuliah, awalnya
memang berat karena aku terbiasa hanya jalan kaki jika berangkat ke kampus,
karena kosan ku lumayan dekat dengan kampus, ternyata begitu menguras tenaga
aku ngerasain bener-bener cape, apa lagi di semester enam ini begitu banyak
tugas yang harus aku selsaikan, dan aku pun berusaha mengatur waktu agar tidak
terlambat masuk kuliah, akhirnya 6 bulan pun ku lalui, pulang-pergi kuliah
menempuh waktu yang cukup lama. Di semester 6 ini ku rasakan tugas semakin
banyak, aku merasa saperti tidak sanggup untuk menyelesaikannya, teetapi aku
beruntung mempunyai seorang pacar yang selalu support dan selalu ada kapan pun
aku membutuhkannya, dia adalah sosok yang aku cari.
Setelah
ku rasakan begitu menguras tenaga, pikiran dan uang…. , aku putuskan untuk mencari rumah kos lagi, tetapi sangat
sulit untuk mendapatkannya, karena begitu banyaknya para mahasiswa yang
berminat kuliah di PGRI dari dalam daerah, maupun dari luar daerah yang mencari
rumah kos juga, tiba-tiba di suatu hari teman ku menawarkan kepadaku rumah kos
atau sering di sebut bedeng, yang lumayan bagus da nyaman, tetapi sayangnya aku
belum bisa masuk langsung ke kosan itu, karena masih ada penghuni kosan yang
insyaallah bulan 4 nanti akan keluar, aku coba untuk sabar, semoga saja aku
bisa menempati kosan itu, yang jaraknya agak jauh dari kampus. Tapi bagi ku
tidak masalah yang penting aku nyaman dan masih bisa ku tempuh, dengan naik
angkot kira-kira duaribu ongkong yang perlu di keluarin.
c. Puisi
KUCINGKU YANG MALANG
Lemah terkulai tanpa arah
Berpeluh cacat luka tak terhiraukan
Pedih dengan luka pada tubuhnya
Disekitar keramaian
Lalu lalang kendaraan
Kucing
kecil memanggil sang tuannya
Tak
kenal hanya membujuk lewat lugu paras
Perih
ini milik dirimu
Nasib
ini tak kenal mahluk kecil sepertimu
Terkulai
belang dengan warna-warni membalut kecil
Tak
bewarna seperti pengikat itu
Hari, ini
Mungkin tak menjadi esok jika hanya
di pinggiran jalan
Tak ada torehan, tak ada belaian
Untuk tubuh kecil itu
Hanya terlintas sedikit iba dari
hati namun pasti tak
Merubah uluran belai
Perih ini milikmu
A. PUISI
TENTANG EMANSIPASI WANITA
Aku
Perempuan Indonesia
Aku
memiliki ibu Kartini
Yang
tauladan, budi pekerti, peduli dan
Penuh
perjuangan serta emansipasi
Aku
bangga menjadi perempuan Indonesia
Karenanya aku ingin menjadi seperti
melati
Biar kecil, tetapi harum mewangi
Aku ingin seperti matahari
Biarpun menyinari sepanjang hari
Tetapi tidak pernah minta diberi
Aku
ingin menjadi jiwa yang bertakwa
Biarpun
berat, tetapi tetap tegar dan kuat
Dan
aku ingin menjadi jiwa yang beruntung
Biarpun
telah tiada tetapi tetap meninggalkan tiga perkara
Ilmu
yang bermanfaat, amal yang terus mengalir kebaikannya
Serta
anak yang soleh dan soleha
Bisakah
aku menjadi demikian……..
insyaallah
bisa
karena
aku perempuan indonesia
1. Majas
yang terdapat dalam puisi tersebut yaitu:
a. Majas
hiperbola adalah majas kiasan yang berlebih-lebihan penyair merasa perlu
melebih-lebihkan hal yang dibandingkan itu agar mendapat perhatian dari
pembaca.
b. Contoh
dalam puisi di atas adalah karena aku ingin menjadi seperti melati biar, kecil
tetapi harus mewangi
c. Aku
ingin seperti matahari biarpun menyinari sepanjang hari tetapi tidak pernah
minta di beri.
B. Puisi
Ibu
Kau
bagaikan mentari yang selalu menyinar jagad raya ini
Kau
bagaikan bunga mawar yang harummu semerbak mewangi
Kau
tak pernah mengeluh dan letih menjagaku
Jikalau
aku selalu membuat salah kepadamu
Kau
tak pernah merasa dendam
Dan
dengki yang menghantui dirimu
Aku
bangga dan bahagia mempunyai orang sepertimu
Aku
ingin kau selalu ada di sampingku
Sampai
ajal kematian menjemputku
Aku
bangga, bahagia, dan senang
Mempunyai
orang sepertimu
Oh…… ibu
A. Analisis
struktur batin puisi
1. Tema
Tema yang
terdapat dalam puisi “ibu” adalah perasaan bangga dan kecintaan terhadap
seorang ibu perasaan tersebut di ungkapkan dengan pernyataan bahwa aku bangga,
bahagia, dan senang mempunyai orang sepertimu
2. Perasaan
Perasaan penyair
yaitu senang dan bangga seperti dalam penggalan puisi berikut ini:
Aku bangga dan bahagia mempunyai orang
sepertimu
Aku ingin kau selalu ada disampingku
3. Nada
dan suasana
Suasana dan nada yang
tergambar dalam puisi “ ibu” yaitu rasa
bangga dan haru ingin mencoba
mengekspresikan perasaan agar para pembaca benar-benar menikmati dan memaknai
setiap kata-kata dari puisi “ibu’’
Contoh: Aku
bangga dan bahagia mempunyai orang sepertimu
Aku
ingin kau selalu ada di sampingku
4. Amanat
Pesan
yang ingin disampaikan dari puisi “ibu”
yaitu berbanggalah dan berbahagialah mempunyai seorang ibu yang selalu ikhlas
merawat anaknya, jangan pernah membuat kecewa orang tua karena tanpa dia kita
tidak bisa hidup, dan hargailah dia sebagai orang yang paling brjasa dalam
hidup kita. Seperti dalam pernyataaan berikut ini:
Aku ingin kau selalu ada di sampingku
Sampai ajal
kematian menjemputku
Aku bangga,
bahagia, dan senang
Mempunyai
orang sepertimu
Oh…… ibu
B. Analisis
struktur fisik
1. Diksi
atau pilihan kata
Pilihan kata yang
digunakan dalam puisi di atas sudah bagus, dan benar-benar ingin
mengekspresikan perasaan penyair agar pembaca bisa merasakan dan bisa memaknai
setiap kata-katanya.
Contoh: Kau
bagaikan mentari yang selalu menyinar jagad raya ini
Kau
bagaikan bunga mawar yang harummu semerbak mewangi
2. Imajinasi
Imajinasi yang
digunakan sudah bagus yaitu penyair menggunakan imajinasi visual yaitu
imajinasi yang menyebabkan pembaca seolah-olah seperti melihat sendiri apa yang
dikemukakan atau diceritakan oleh penyair.
Contoh:
Kau tak pernah mengeluh dan letih
menjagaku
Jikalau aku selalu
membuat salah kepadamu
Kau tak pernah merasa
dendam
3. Kata
kongkret
Kata-kata yang
digunakan oleh penyair sudah cukup tepat, sehingga seorang pembaca merasakan
sensasi yang berbeda, yaitu seperti pada pernyataan beriku ini:
Ibu…
Kau bagaikan
bunga mawar yang harummu semerbak mewangi
Kau tak pernah
mengeluh dan letih menjagaku
4. Majas
Majas yang
digunakan dalam puisi “ ibu “ adalah majas hiperbola atau kiasan yang
berlebih-lebihan
Contoh: kau
bagaikan mentari yang selalu menyinari jagad raya ini
5. Verifikasi
a. Rima
Terdapat
asonansi perulangan bunyi vokal seperti pada contoh:
Kau bagaikan
mentari yang selalu menyinari jagat raya ini
Kau bagaikan
bunga mawar yang harummu semerbak mewangi
b. Ritma
Ritma yang
terdapat pada puisi di atas adalah ritma adante karena terdiri dari dua vokal seperti
contoh:
Kau bagaikan
mentari yang selalu menyinari jagat raya ini
Kau bagaikan
bunga mawar yang harummu semerbak mewangi
6. Tipografi
atau perwajahan
Perwajahan pada
puisi di atas berbentuk grafis, karena banyak kata larik maupun bait ditentukan
oleh keseluruhan makna puisi yang ingin disampaikan penyair.
Contoh:
Kau bagaikan mentari yang selalu menyinar jagad raya
ini
Kau bagaikan bunga mawar
yang harummu semerbak mewangi